Jan 25, 2014

Bunga



Langkah joe terhenti di depan sebuah toko bunga, meskipun agak ragu, akhirnya perlahan ia masuk kedalam toko, yang langsung disambut hangat si penjaga.
“mari pak, silahkan dipilih bunganya”. Sambut si pelayan “buat pacar ya? ato buat istri?”
joe hanya tersenyum, ditunjuknya beberapa kuntum bunga yang langsung diatur oleh si penjaga toko.
“buat pacar ya? beruntung yah dia punya pacar se romantis kamu”. Sapa seorang wanita yang membeli bunga juga.
“bukan, buat ayah saya, sekarang ulang tahunnya.” Jawab joe sambil tersenyum
Si wanita lalu tertawa terbahak-bahak
“buat ayah kok beli bunga sih?” ujar si wanita sambil keluar toko.
Beberapa penjaga toko pun turut tertawa, mendengar ucapan joe tadi.
Tapi dia hanya tersenyum, meskipun kepahitan nampak dari tatapan matanya.
....
“selamat ulang tahun ayah, maafkan aku, jika selama ini belum bisa mewujudkan keinginanmu.”
Air mata menetes di pipi joe,
Dia lalu menaruh bunga yang dibeli di toko tadi ke dalam vas,
lalu mencoba tersenyum, sambil meletakkan bunga di atas batu nisan ayahnya.

After the Flood



“joe, kaukah itu?“
Joe terperangah saat ada suara seorang ibu memanggilnya.
“tante anne?” tanyanya.
Wanita itu hanya mengangguk perlahan.
Hati joe terketuk, ia tak menyangka, di tengah kerumunan korban bencana alam yang sedang mendapatkan bantuan dari joe dan teman-temannya, ternyata ada orang yang dikenalnya.
Joe menatap wanita yang berpenampilan lusuh itu. Matanya penuh harap saat melihat joe.
“kalian sudah makan?” tanya joe lagi.
“belum”. Jawab tante anne dan beberapa orang yang bersamanya.
Joe pun langsung berlari menuju kendaraan yang mengangkut logistik, diambilnya sebanyak mungkin makanan yang bisa dibawanya, tuk dibagikan kepada tante anne.
“Makasih banyak yah !” kata tante anne.
 “rumah tante anne dimana?” tanya joe.
“di belakang sana”.  Jawab tante anne sambil menunjuk daerah yang jauh di belakang
 “ayo kita kesana” ajak joe.
“kamu beneran mau kesana?”jawab tante anne dengan agak ragu.
“ayo”.  Jawab joe sambil tersenyum
Tante anne lalu berjalan perlahan, sambil joe mengikuti di belakangnya.
“dimana rumahnya?” kembali joe bertanya.
“disini !” bisik tante anne.
Joe hanya terdiam, ia tak tahu harus berkata apa lagi,
tante anne kini berdiri di atas puing-puing yang telah rata dengan tanah.