Sep 12, 2017

aku tak lebih dari sekedar hantu

kau pernah bilang
bahwa aku adalah malaikatmu
dikala malam gelap tak berbintang

tapi ketika pagi datang menyapa
dan kita kembali bersua
kau beri rasa yang berbeda   

aku tak lebih dari sekedar hantu



Sep 3, 2014

A Bus Story


Gadis itu menyandarkan kepalanya dibahuku, perjalanan ini mungkin terasa sangat melelahkan bagi dia yang duduk disampingku. Kira-kira 30 menit lagi, bus ini akan tiba di tempat tujuan kami.

Aku jadi tak bebas bergerak. Takut jika nanti gerakanku akan mengganggu tidur lelapnya. Namun tiba-tiba bus berhenti, yang mengagetkan semua penumpang termasuk aku. Dia pun juga terbangun dari tidurnya.

“maaf yah, saya ketiduran”. Katanya.

“tidak apa – apa kok”. Jawabku sambil tersenyum.

Perjalanan kembali dilanjutkan, rupanya ada seekor anjing yang tiba-tiba menyebarang jalan, yang mengagetkan si sopir.

Dia pun menyetel headset, lalu mulai mendengarkan lagu, lalu kembali tidur. Kali ini tidak dibahuku.  Aku hanya bisa melirik dia yang duduk disampingku. Matanya terpejam, menikmati setiap nada dalam lagu di smartphonenya.  

Tak terasa, bus telah sampai di tujuan, semua penumpang pun turun, termasuk aku dan dia. Masih nampak kelelahan di wajahnya, namun dia akhirnya melangkah pergi. Aku juga kembali melanjutkan perjalananku, tapi ke arah yang berlawanan dengannya. Ku berbalik dan menatap dia yang terus berjalan menjauh, semoga saja suatu saat nanti, aku akan bertemu lagi dengan dia, gadis asing di bus, yang lupa kutanyakan namanya.

Feb 18, 2014

surat dari masa depan

Milan tersenyum ringan membaca pesan yang masuk lewat ponselnya.
tubuhnya menggigil kedinginan setelah diguyur hujan dalam perjalanannya.
Ditatapnya gedung yang ditujunya, dari kejauhan. Ia enggan meneruskan langkahnya lagi.
"Tepat seperti yang kuduga". Pikirnya dalam hati, mengingat surat yang ditulisnya tadi pagi.
bagaikan ditulis oleh seseorang dari masa depan, apa yang dia tulis benar-benar menjadi kenyataan.
"Dia belum datang ya?" Suara seorang wanita tua menyadarkan lamunan milan.
Milan hanya mengangguk perlahan.
"Terima kasih ya, udah mengijinkan saya berteduh disini". Kata milan kepada si wanita pemilik rumah.
"Nggak apa-apa kok, kasian kamunya udah kehujanan"
"Ya udah, saya harus pulang, anak tante hobi membaca kan? Ini kadonya buat dia aja" kata milan, sambil menyerahkan sebuah buku.
Buku, yang tadinya ingin diberikan kepada seseorang yang ditunggunya.

Milan kembali mengendarai motornya. Kali ini ke arah yang berlawanan. Waktunya tuk kembali ke rumah.
kembali, menunggu surat dari masa depan.


Posted via Blogaway

Jan 25, 2014

Bunga



Langkah joe terhenti di depan sebuah toko bunga, meskipun agak ragu, akhirnya perlahan ia masuk kedalam toko, yang langsung disambut hangat si penjaga.
“mari pak, silahkan dipilih bunganya”. Sambut si pelayan “buat pacar ya? ato buat istri?”
joe hanya tersenyum, ditunjuknya beberapa kuntum bunga yang langsung diatur oleh si penjaga toko.
“buat pacar ya? beruntung yah dia punya pacar se romantis kamu”. Sapa seorang wanita yang membeli bunga juga.
“bukan, buat ayah saya, sekarang ulang tahunnya.” Jawab joe sambil tersenyum
Si wanita lalu tertawa terbahak-bahak
“buat ayah kok beli bunga sih?” ujar si wanita sambil keluar toko.
Beberapa penjaga toko pun turut tertawa, mendengar ucapan joe tadi.
Tapi dia hanya tersenyum, meskipun kepahitan nampak dari tatapan matanya.
....
“selamat ulang tahun ayah, maafkan aku, jika selama ini belum bisa mewujudkan keinginanmu.”
Air mata menetes di pipi joe,
Dia lalu menaruh bunga yang dibeli di toko tadi ke dalam vas,
lalu mencoba tersenyum, sambil meletakkan bunga di atas batu nisan ayahnya.

After the Flood



“joe, kaukah itu?“
Joe terperangah saat ada suara seorang ibu memanggilnya.
“tante anne?” tanyanya.
Wanita itu hanya mengangguk perlahan.
Hati joe terketuk, ia tak menyangka, di tengah kerumunan korban bencana alam yang sedang mendapatkan bantuan dari joe dan teman-temannya, ternyata ada orang yang dikenalnya.
Joe menatap wanita yang berpenampilan lusuh itu. Matanya penuh harap saat melihat joe.
“kalian sudah makan?” tanya joe lagi.
“belum”. Jawab tante anne dan beberapa orang yang bersamanya.
Joe pun langsung berlari menuju kendaraan yang mengangkut logistik, diambilnya sebanyak mungkin makanan yang bisa dibawanya, tuk dibagikan kepada tante anne.
“Makasih banyak yah !” kata tante anne.
 “rumah tante anne dimana?” tanya joe.
“di belakang sana”.  Jawab tante anne sambil menunjuk daerah yang jauh di belakang
 “ayo kita kesana” ajak joe.
“kamu beneran mau kesana?”jawab tante anne dengan agak ragu.
“ayo”.  Jawab joe sambil tersenyum
Tante anne lalu berjalan perlahan, sambil joe mengikuti di belakangnya.
“dimana rumahnya?” kembali joe bertanya.
“disini !” bisik tante anne.
Joe hanya terdiam, ia tak tahu harus berkata apa lagi,
tante anne kini berdiri di atas puing-puing yang telah rata dengan tanah.